SEJARAH ARAB, MEKAH, KABAH & ZAMZAM
Menurut
Encyclopaedia Britannica and Encyclopaedia Islamia, Arab tidak
mencatatkan mengenai sejarah mereka sebelum jaman Islam. Anehnya,
mereka bahkan menyebut jaman itu sebagai jaman Jahiliyah yang penuh
nista dan kegelapan. Mungkin tiada satu pun negara di dunia yang terang2an menghapus sejarahnya sendiri selama 2.500 tahun seperti Arab.
Dimana secara sistematis menghancurkan segala yang berhubungan dengan
masa lalu. Hal ini dilakukan karena mereka malu atas identitasnya
sebagai bangsa budak.
Sejarah
dunia mencatat bahwa bangsa Arab adalah keturunan dari Ismael, anak
dari seorang budak yang bernama Hagar, yang diusir oleh Sarah, istri
sah Ibrahim. Sarah kemudian melahirkan seorang anak yang bernama Ishak
yang menjadi bapak bangsa Yahudi. Kecemburuan Ismael kepada Ishak
inilah yang menyebabkan kecemburuan bangsa Arab kepada bangsa Yahudi.
Kecemburuan Islam terhadap Yahudi, yang akhirnya merembet juga kepada
Kristen.
Arab
telah menghapus segala kenangan pra Islam dalam benak mereka. Mereka
menggunakan Islam untuk menghapus stigma negatif mereka sebagai bangsa
budak. Islam kemudian membalikkan status bangsa mereka menjadi bangsa
pilihan Allah. Jika mereka memilih untuk jadi bodoh dan tidak tahu apa2
tentang masa lalu mereka, maka sungguh ironis bahwasanya mereka menuduh
jaman sebelum Islam sebagai jaman bodoh dan tidak tahu apa2.
Untungnya, kita masih bisa menelusuri jaman sebelum Islam di Arabia. Pepatah terkanal mengatakan bahwa tidak mungkin bisa menghilangkan segala bukti. Sejarah Arab pra-Islam adalah sejarah Ksatria India atas tanah tersebut, di mana masyarakat menganut cara hidup Veda.
Sebagai
usaha menyusun kembali sejarah Arabia pra-Islam, kami mulai dengan nama
negara itu sendiri. Arabia itu adalah kata singkatan. Kata aslinya yang
bahkan masih digunakan saat ini adalah Arbashtan. Asal katanya adalah Arvasthan.
Seperti dalam bahasa Sansekerta, huruf "V" diganti jadi huruf "B". Arva
dalam bahasa Sansekerta berarti kuda. Arvasthan berarti tanah kuda, dan
kita tahu bahwa Arabia memang terkenal akan kuda2nya. Pusat ibadah
yakni Mekah juga berasal dari bahasa Sansekerita. Kata Makha dalam bahasa Sanskrit berarti api persembahan. Karena penyembahan terhadap Api Veda dilakukan di seluruh daerah Asia Barat di jaman pra-Islam, maka Makha berarti tempat yang memiliki kuil untuk menyembah api.
Hal
ini secara jelas menunjukkan bahwa Jazirah Arab, jauh sebelum masa
Islam, adalah jajahan dari Kerajaan India Kuno. Menurut sejarah, para
Maharaja Candragupta (58 S.M. - 415 M.) memperluas Kerajaan Hindu yang
mencakup India, hingga jauh sampai keseluruh Teluk Arabia. Para
Maharaja ini adalah pengikut setia dewa-dewi Hindu khususnya Dewa Shiva
(dewa bulan-Allat) dan istrinya Dewi Dhurga (dewi bulan-Allah. Silahkan
lihat sejarah lengkapnya dilink berikut:
Para
Maharaja mempersembahkan kepada dewa-dewa mereka bangunan-bangunan kuil
di seluruh wilayah kerajaan mereka (di Saudi Arabia saja sedikitnya ada
7 kuil peninggalan mereka, termasuk Kabah yang dibangun dimasa Raja Vikramaditya
masih berdiri sampai saat ini). Bahkan setelah kerajaan Hindu ini
runtuh, penduduk Arab masih percaya dan menyembah dewa-dewa itu dan
mengagungkan kuil-kuil yang ada sampai datangnya masa nabi Muhammad.
(Untuk lebih detailnya lihat artikel “Kabah, sebuah kuil Hindu”
http://www.hinduism.co.za/).
Naskah
Raja Vikramaditya yang ditemukan dalam Kabah di Mekah merupakan bukti
yang tidak dapat disangkal bahwa Jazirah Arabia merupakan bagian dari
Kekaisaran India di masa lalu, dan dia yang sangat menjunjung tinggi
Deva Siva lalu membangun kuil Siva yang bernama Kabah. Naskah penting
Vikramaditya ditemukan tertulis pada sebuah cawan emas di dalam Kabah
di Mekah, dan tulisan ini dicantumkan di halaman 315 dari buku yang
berjudul `Sayar-ul-Okul' yang disimpan di perpustakaan
Makhtab-e-Sultania di Istanbul, Turki. Inilah tulisan Arabnya dalam
huruf latin:
"Itrashaphai
Santu Ibikramatul Phahalameen Karimun Yartapheeha Wayosassaru
Bihillahaya Samaini Ela Motakabberen Sihillaha Yuhee Quid min howa
Yapakhara phajjal asari nahone osirom bayjayhalem. Yundan blabin Kajan
blnaya khtoryaha sadunya kanateph netephi bejehalin Atadari bilamasa-
rateen phakef tasabuhu kaunnieja majekaralhada walador. As hmiman
burukankad toluho watastaru hihila Yakajibaymana balay kulk amarena
phaneya jaunabilamary Bikramatum". (Page 315 Sayar-ul-okul).[Note: The title `Saya-ul-okul' signifies memorable words.]
Terjemahan bahasa Indonesianya adalah:
"Beruntunglah
mereka yang lahir dan hidup di masa kekuasaan Raja Vikram. Dia adalah
orang yang berbudi, pemimpin yang murah hati, berbakti pada kemakmuran
rakyatnya. Tapi pada saat itu kami bangsa Arab tidak mempedulikan Tuhan
dan memuaskan kenikmatan berahi. Kejahatan dan penyiksaan terjadi di
mana2. Kekelaman dosa melanda negeri kami. Seperti domba berjuang
mempertahankan nyawa dari cakaran kejam serigala, kami bangsa Arab
terperangkap dalam dosa. Seluruh negeri dibungkus kegelapan begitu
pekat seperti malam bulan baru. Tapi fajar saat ini dan sinar mentari
penuh ajaran yang menyejukkan adalah hasil kebaikan sang Raja mulia
Vikramaditya yang pimpinan bijaksananya tidak melupakan kami yang
adalah orang2 asing. Dia menyebarkan agamanya yang suci diantara kami
dan mengirim ahli2 yang cemerlang bersinar bagaikan matahari dari
negerinya kepada kami. Para ahli dan pengajar ini datang ke negeri kami
untuk berkhotbah tentang agama mereka dan menyampaikan pendidikan atas
nama Raja Vikramaditya. Mereka menyampaikan bimbingan sehingga kami
sadar kembali akan kehadiran Tuhan, diperkenalkan kepada keberadaanNya
yang suci dan ditempatkan di jalan yang Benar."
Istilah Kabah sendiri berasal dari kata Sanskrit Gabha (Garbha + Graha) yg berarti Sanctum (tempat suci).
Kitab
suci Weda Harihareswar Mahatmya menyebut bahwa jejak kaki Dewa Wisnu
disucikan di Mekah. Bukti akan fakta ini adalah bahwa Muslim menyebut
kuil ini Haram yang merupakan penyesuaian dari kata Sansekerta,
Hariyam, yaitu. tempat Dewa Hari alias Dewa Vishnu. Jejak kaki Vishnu
disucikan di tiga tempat suci: Gaya, Mekah dan Shukla Teertha. Mengukir
jejak kaki macam itu merupakan adat Weda yang dicontek Muslim. Muslim
menganggap bahwa ukiran jejak kaki ini disejumlah mesjid dan tempat2
suci Muslim diseputar dunia adalah jejak kaki Muhammad ! Diluar kuil
hindu, biasanya juga terdapat singasana dewa Brahma, oleh karenanya di
Mekah, singasana Brahma itu dianggap sebagai makam Ibrahim..
Tradisi
Hindu lainnya yang masih berhubungan dengan kabah adalah sungai gangga,
menurut tradisi Hindu, Gangga tidak dapat dipisahkan dari lambang Siva
sebagai bulan Sabit, kemanapun lambang Siva (bulan sabit), disitu pasti
juga terdapat Gangga, fakta dari persatuan tersebut terdapat di dekat
kabbah. Airnya dianggap keramat karena secara tradisional sudah
dianggap sebagai gangga sebelum Islam (yaitu Zam-zam)
Bahkan
hingga hari ini, para peziarah Muslim yang menyaksikan kaabah untuk
haji memandang Zam-zam ini dengan penghormatan hingga menaruhnya
kedalam botol sebagai Air keramat bagi mereka, sama seperti yang
dilakukan umat hindu hindia terhadap kesucian sungai Gangga.
No comments:
Post a Comment