Menurut Quran, Tuhan Yang Maha Esa sendirilah yang menamai diri-Nya
Allah.
“Sesungguhnya Aku adalah Allah, tiada Tuhan selain Aku, Maka Sembahlah Aku” (QS 20 : 14).
Dalam QS 19 : 65 Tuhan bertanya : “Hal Ta’lamu Lahu Samiyyan”.
Ayat ini
dipahami oleh ulama2 Islam dengan makna: Apakah engkau mengetahui ada
sesuatu yang bernama seperti ini? Atau Apakah engkau mengetahui sesuatu
yang berhak memperoleh keagungan dan kesempurnaan sebagaimana Pemilik
nama itu (Allah)? Atau bermakna Apakah engkau mengetahui ada nama yang
lebih agung dari nama ini? Juga dapat berarti Apakah kamu mengetahui
ada sesuatu yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?
Mungkin
Muhammad sewaktu menulis ayat tersebut tidak mengetahui bahwa berabad2
sebelumnya kata Allah telah digunakan oleh orang Hindu India untuk
menamai Tuhan mereka. Kata yang sama yang digunakan nenek moyang
Muhammad untuk menyebut tuhan mereka.
Kata “ALLAH”
sebenarnya telah ada jauh sebelum munculnya Islam. Kata ini kemungkinan
diambil dari sebutan sansekerta untuk Dewi Dhurga (dewi bulan-Allah).
Dan
nama “Allah” ini sebenarnya juga terdapat dalam Kitab Suci Hindu yaitu
Rigveda Book 3 Hymn 30 V. 10 dan Rigveda Book 9 Hymn 67 V. 30.
Kata Allah memang diyakini diambil dari bahasa sanskerta, namun “wujud” Allah yang ada pada jaman Muhammad bukanlah Dewi Durga. Hal ini dikarenakan percampuran kepercayaan Hindu India, dengan kepercayaan2 lain yang memang asli dari Jazirah Arab tersebut. Untuk jelasnya kita simak penjelasan berikut.
Beberapa pengkritik islam mengatakan bahwa Allah dalam Islam adalah Dewa Bulan. Ini tidak Benar! Penulis yang lain mengatakan bahwa Allah dalam Quran berasal dari dewa bulan pada masa sebelum Islam. Ini mungkin benar!
Kebenaran yang tak dapat disangkal adalah: konsep Allah dalam Quran
berhubungan dengan penyembahan dewa bulan, dan secara tidak langsung
terhadap dewa bulan itu sendiri sebagai objek penyembahan pada masa
sebelum Islam. Lebih dari itu, pusat penyembahan dewa bulan pada masa
sebelum Islam sama dengan tempat pusat ibadah haji pada masa kini yaitu
Kabah di Mekah. Hampir semua ritual keagamaan Islam pada masa kini sama
dengan semua ritual pada masa sebelum Muhammad, masa dimana Arab masih
menyembah dewa bulan.
Satu hal yang
pasti, fakta yang tidak dapat dibantah adalah; bahwa penyembahan kepada
dewa bulan tersebar luas di seluruh daerah Arab pada masa sebelum
Muhammad.
Yusuf Ali seorang Penulis Islam menyatakan dalam Al-qur'an terjemahan Inggrisnya di halaman 1621-1623:
"Penyembahan dewa bulan sangat terkenal dalam bentuk penyembahan yang beragam...dewa bulan adalah dewa laki-laki pada masa India kuno.
Dewa bulan juga merupakan dewa laki-laki dalam agama Semiric kuno, dan
kata Arab untuk bulan "Qamar" dalam bentuk maskulin. Dengan kata lain,
kata Arab untuk matahari "shams" dalam bentuk feminim. Penyembah
berhala di Arab nampaknya memandang matahari sebagai seorang dewi dan
bulan sebagai seorang dewa laki-laki.
Di halaman 1644 footnote no 5798, dia menjelaskan mengapa "Allah" bersumpah atas nama Bulan dalam Sura 74:32, dalam footnote dia menjelaskan, "Bulan disembah sebagai dewa pada masa kegelapan".
Dalam bagian
berikutnya, kami akan menjelaskan lebih rinci bagaimana berkembangnya,
atau meluasnya kultus penyembahan berhala di Timur tengah pada masa
Muhammad. Kita mulai dari Utara, kemudian ke Medina dan Mekah.
• Mesopotamia
Penyembahan dewa bulan sepertinya mulai di daerah Mesopotamia, dimana dewa bulan disebut dengan nama "Sin"
atau kadang-kadang "Nanna". Dikatakan bahwa "Sin adalah dewa pertama
dari tiga dewa penting di agama Astrai (perbintangan): Sin, Dewa bulan,
Shamash-dewa matahari, dan Ishtar-dewa planet Venus. Simbol utama dalam
penyembahan dewa bulan adalah BULAN SABIT,
symbol ini ditemukan diseluruh daerah Timur Tengah kuno, dimana ada
penyembahan dewa berhala, dengan sebutan apapun juga. Ini ditemukan di
daerah penemuan Arkeologi di Arab, Akkad, Kanaan, Mesir dan Siria.
Biasanya ditemukan dengan simbol bintang di tengah lingkaran bulan sabit,
meskipun tidak selalu, symbol bintang itu adalah bintang fajar, Venus.
Orang Assyirian menyembah dewa bulan. Replica perunggu berbentuk bulan
sabit (dibuat untuk ditaruh diatas tiang bendera), telah ditemukan
sebagai contoh dari daerah Arkeologi di TelTerra. Stratum VI. Replica
itu terkubur di benteng kuno Assyrian. (Keel, p297-29S)
Arkeolog yang
bekerja di daerah dekat Hazor dari tahun 1955-1958 menemukan kuil dewa
bulan. Mereka menemukan dua patung laki-laki diatas tahta dengan ukiran
bulan sabit di dadanya. Ini mungkin perwujudan dari dewa bulan itu
sendiri, atau mungkin imam-imamnya. Mereka juga menemukan batu yang
berukiran tangan terangkat menyembah bulan sabit yang ada diatasnya.
Pada situs yang sama mereka juga menemukan bagian dari patung yang
lainnya dengan tulisan yang mengidentifikasi mereka sebagai
"Putri-putri dari tuhan (God)"
Pada akhirnya
Babilonia mengalahkan kekaisaran Assyirian dan membangun kekaisarannya
sendiri, dalam puisi kepahlawanan Babilonia yang terkenal, "Enuma
Elish", dewa bulan Sin, mengambil peranan. Kota Ur sangat terobsesi
dengan dewa bulan sehingga mereka menyebutnya dengan nama mereka di
beberapa batu ukiran yang ditemukan, nama Ziggurat. Nanar ada juga
disitu. Sir Léonard Wooley menemukan kuil untuk dewa bulan di Ur, dan
menggali banyak sekali contoh-contoh penyembahan dewa bulan. Semua
benda-benda itu sekarang dimuseumkan di museum Inggris, London. Batu
ukiran Ur-Nammu mempunyai symbol bulan sabit yang ditempatkan diatas
daftar namanama dewa, menunjukkan bahwa dewa bulan adalah yang dewa
yang terutama.
Kota lain yang
menjadi pusat penyembahan dewa bulan adalah Harran. Sejarawan kuno,
Herodotus, dalam IV 13, 7, membicarakan mengenai kota itu dan kuil dewa
bulannya. Kuil tersebut dibangun dan dikembangkan berulangkali pada
masa itu, oleh raja-raja terkenal seperti Shalmanezer, Assur-Bani-pal,
dan Nabonidus. Reruntuhannya masih dapat dilihat sampai sekarang. Dari
tahun 1900 SM sampai 900 SM, raja-raja yang berkuasa diharapkan untuk
bersumpah atas namanya (dewa bulan) dalam segala bentuk perjanjian
(fakta) penting yang mereka buat, mereka memperoleh kekuatan darinya.
Namanya masih dapat ditemukan dalam tulisan kuno berbentuk baji dan
dalam batu-batu tulis. Dikemudian waktu, kita membaca dalam sejarah
Roma bahwa kaisar Caracala terbunuh setelah dia kembali dari
mengunjungi kuil dewa bulan di Harran.
Harran memiliki
versi Allahnya sendiri yang sudah diketahui dengan baik oleh mereka
yang belajar Taurat. Dilihat dari hasil penelitian, Harran memiliki
BAAL-nya sendiri. Tetapi di Harran, kita mendapatkan informasi bahwa
BAAL adalah perwujudan lain dari dewa bulan. Sebagai tambahan atas
berbagai nama yang diberikan pada dewa bulan, suku yang berbeda
terkadang memberikan gagasan yang berbeda tentang dewa bulan. Beberapa
suku di Arab Utara percaya bahwa dewa bulan adalah seorang wanita, jadi
mereka memiliki DEWI Bulan.
• Bagian Utara Madinah (Arab)
Orang
Arab mungkin telah menyembah dewa bulan sejak ribuan tahun lalu. Ribuan
benda-benda peninggalan telah ditemukan dalam tanah dan pasir di daerah
Timur Tengah, termasuk Arab. Simbol bulan sabit telah ditemukan di
materai, batu tulis, barang tembikar, jimat-jimat, benda dari tanah
liat, timbangan, anting-anting, kalung, dan benda-benda yang lainnya.
Kita tahu dari catatan bahwa raja Babilonia yang terakhir, Nabonidus,
pergi ke Tayma, di hijaz, 1000 tahun sebelum Muhammad lahir. Dia
tinggal disana untuk beberapa waktu, dan sementara ia disana, ia
membuat Tayma menjadi pusat untuk penyembahan dewa bulan. Banyak sekali
ditemukan naskah yang menyangkut penyembahan dewa bulan diarea itu,
termasuk "Stele o/ nabonidus" Dalam ukiran pahat kuno itu raja sendiri
terlihat bersamaan dengan simbol bulan sabit besar di sebelahnya.
Tayma terletak
230 mil dari Medina. Tempat lain di daerah Utara juga telah digali.
Ukiran-ukiran di batu dan mangkuk-mangkuk yang dipakai untuk ritual
kegamaan pada "putri-putri allah" telah di temukan dan
didokumentasikan. Tiga putri dari allah, Al-Lat, Al-Uzza, dan Manat,
seringkali terlihat dengan simbol bulan sabit diatasnya-dewa bulan,
(bahkan Prof. Muhhamad Mohar Ali, pengajar sejarah Islam di Universitas
Islam di Madinah, menyatakan dalam kuliah Pra-Islam di Arab, bahwa
prasasti yang ditujukan untuk 'allah' pada masa sebelum Islam telah
ditemukan di daerah Utara, daerah dimana dewa bulan di sembah). Dapat
terlihat bahwa tiga putri 'allah' sangat penting di daerah Utara Arab.
Jika anda mau, anda dapat membaca tentang penemuan arkeologinya dalam buku2 ini:
1) Aramaic Inscripticns o/ the Sth Century, Jones, xyi956, pp 1-9 (Isaac Rabinoiuitz)
2) Another Aramaic Record o/ the Noth Arabian Goddes Han'Laat, Jones, XVIII,1959,pp 154-155 (Rabinouiitz)
3)
The Goddess Atirat in Ancient Arabia, in Babylon and Ugarit: Her
Relation to The Moon God and the Sun Goddess, Orientalia Louiensia
Periodica, 3:101-109.
4)
Iconography and Character of the Arab Goddess Allât, found in Etudes
Preliminaries Aux Religions Orientales Dans L Empire Roman, ed. Maarten
J. Verseren, Leiden, Brill,1978, pp 331351 (HJ. Drivers)
• Daerah Selatan Arab, Tepat di kota Mekah (dan sekitarnya)
Kerajaan
Saba terletak di daerah Selatan Arab. Orang dari Saba disebut Sabean.
Ini adalah tempat asal "Ratu Seba" (Kejadian 1026, Ayub 1:15,6:19,1
Raja-Raja 10:15,). Kata, "Sheba" dalam bahasa Inggris mengacu pada asal
katanya dari bahasa Ibrani - Saba. Kerajaan ini cukup dikenal dalam
sejarah, dan dikenal baik bahwa orang Sabean menyembah dewa bulan, dan
bintang, bahkan kata Saaba dalam bahasa Arab berarti "bintang".
Kerajaan Saba
menguasai seluruh daerah Selatan Arab sampai pada perbatasan Yémen
dengan Arab, dan ada kemungkinan lebih luas lagi. Pengaruhnya melebihi
daerah kekuasaan mereka, bahkan sampai ke kota Mekah Al-qur'an
menyebutkan juga mengenai Sabean (Sura 2:62, Sura 5:69, Sura 22:17,
Sura 27:29). Lebih dari itu, Sabean adalah kaum pedagang, sehingga
pengaruh mereka tersebar kemanapun karavan mereka pergi, bahkan sampai
daerah barat Mekah dan Medinah, melewati laut Merah di Afrika. Kaum
Sabean menyembah dewa bulan mereka di Sudan, dan Etiopia. Suku Saba dan
penyembah berhala lainnya mempunyai banyak sebutan yang berbeda untuk
dewa bulan mereka. Dia diberi nama seperti llumqah, atau Al-maqah,
Wadd, Amm, Haiubas, Hubal, Ilah dan Sin.
Sin adalah dewa
yang sama yang disembah di Haran sampai ke Utara. Penyembah dewa bulan
di Haran juga menyebut diri mereka sebagai kaum Sabean. Pada awal 1940,
Gertrude Caton Thompson menemukan kuil dewa bulan di Hureidha, di
tempat Kerajaan Saba dulu berada. Dia menemukan 21 prasasti dari nama
dewa-Sin, di sekitar kuil itu. Ada kemungkinan bahwa itu adalah dewa
bulan yang dia temukan. Kuil dewa bulan di temukan juga di Awan, masih
di daerah kerajaan kaum Sabean. Pada tahun 1950, Wendell Philips, W.E
Albright, Richard Bower, dan yang lainnya menemukan lebih banyak bukti
penyembahan dewa bulan di kota2 Qataban, dan Timna, dan di ibukota kuno
kerajaan Saba, Marib.
Saudara dapat membaca lebih banyak lagi mengenai penemuan2 ini dalam buku2 berikut:
1) G.C Thompson, 'The Tombs and the Temple o/ Hureidha, 1944
2) Carleton S. Coon, "Southern Arabias, a Problem /or the future" Smithsonia,1944
3) G. Ryfemans, Less Religions Arabes Preislamiques"
4)
RichardLe baron Bower }r. dan Franfe P. Albright, Archaeologicai
Discoueries in South Arabia, Baltimore, John Hopfeins Uniuersity Press,
1958, p78ff
5) Ray Cleveland, An AncientSouth Arabian Necropolis, Baltimore, John Hopkins University Press, 1965
6) Nelson Glueck, Deities andDolphins, New Yorfe, Farrar, Stratass danGiroux, 1955
Penelitian
arkeologis tidak mengatakan banyak hal mengenai kota Mekah, karena
pihak yang berkuasa, kaum Islamis, takut akan apa yang dapat ditemukan
di sana. Akses
untuk beberapa daerah tidak diberikan, jika ada peninggalan yang dapat
membuat kontradiksi dengan pandangan "sejarah" mereka, mereka mungkin
akan merahasiakannya atau bahkan memusnahkannya. Akan tetapi ada kabar
baik, yaitu, ada beberapa penulis Islam masa kini dan Sejarawan Islam
pada abad pertengahan yang telah cukup jujur untuk menulis sesuatu
tentang penyembahan dewa bulan di mekah.
"Sekitar 400
tahun sebelum Muhammad lahir, Amir bin Harath...bin Saba, keturunan
Qahtan dan raja Hijaz, telah meletakkan satu berhala diatas atap kabah.
Ini adalah salah satu dewa tertinggi Quraish (suku Muhammad) sebelum
Islam. Dikatakan bahwa ada 360 didalam dan sekitar Kabah...selain
Hubal, ada juga berhala-berhala lain, Shams, ditempatkan di atas atap
Kabah...selam berhala-berhala yang mereka sembah, mereka juga menyembah
bintang, matahari, dan bulan" (Hafiz Ghlam Sarwar, "Muhammad the Holy
Prophet" Pafeistanj, p. 18-19)
Jadi, kita mengetahui bahwa ada berhala yang ditempatkan di atas kabah, berhala yang disebut "Hubal".
Selain ini, penulis muslim juga mengatakan bahwa ada 360 berhala di
dalam dan sekitar Kabah-dan 360 adalah jumlah hari dalam Kalender
Bulan. Dikatakan juga bahwa Hubal berbagi tempat diatas kabah dengan
berhala lain "Shams" Yusuf Ali mengatakan pada kita bahwa Shams adalah
dewa matahari. Di daerah Babilonia Sin dewa bulan berdampingan dewa
matahari, Shamash. Karena itu Hubal adalah, dewa bulan.
Sumber-sumber
dari Musim, Sekuler dan Kristen setuju bahwa Hubal adalah perwujudan
dari dewa bulan. Seorang penulis muslim memberikan pernyataan seperti
ini:
"Di antara
banyak berhala-berhala yang disembah oleh orang Arab di dalam dan di
luar Kabah, ada dewa Hubal dan tiga dewi, Al-lat,aI-Uzza, dan Manat.
Hubal sebenarnya adalah perwujudan dari dewa bulan, dan mungkin juga
dewa hujan, seperti makna kata Hubal 'uapor'. (Mahmoud M. Ayoub,
"Islam: Faith and History" (Ox/crd£ngland, One world Publications,
2004), p. 15)
Pada tahun
2005, Reza Aslan menulis buku lain yang berjudul "NoGod but God: The
Origins, Euolution, and Future qf Islam." Di halaman 3 dalam buku itu,
dia membawa para pembaca kembali ke zaman pra islam Kabah, dia
menyatakan:
"Disinilah...dewa-dewa
pra Islam di Arab berdiam: Hubal, Dewa bulan dari Syria; Al-Uzza, dewa
yang berkuasa di Mesir yang dikenal sebagai Isis dan di Yunani yang
dikenal sebagai Aphrodite..."
Azrarki, dalam
bukunya menyebut Hubal sebagai dewa bulan. Ini berarti bahwa Hubal
mempunyai hubungan dengan matahari, bulan. dan bintang. Dia tidak
menyebutkan spesifik seperti Ayaoub atau Aslan, tetapi pada dasarnya
mereka menyatakan point yang sama.
"Di dalam
kabah, Hubal harus menjaga karakter asli sebagai dewa bintang; tetapi
katakter terbesarnya adalah sebagai dewa perantara. Bahkan, di depan
dewa Hubal-lah mereka melemparkan panah undian, untuk mengetahui apa
yang harus mereka lakukan."( Al-Azrarki,31)
Azrarki juga
menyebut Hubal sebagai "dewa perantara" apa artinya? "perantara/bilah"
artinya adalah seseorang (sesuatu) yang menyampaikan pesan kepada
seseorang (sesuatu) yang lebih tinggi. Hubal, nampaknya melayani
sebagai jembatan untuk dewa yang memiliki kekuasaan lebih tinggi. Orang
berdoa, kepada dewa yang "tertinggi" melalui dewa yang lebih rendah
ini" Dua sejarawan muslim pada abad permulaan Islam memberikan gambaran
yang jelas tentang apa yang Azrarki bicarakan.
Ibnu Kathir dan Ibnu Ishaq menyatakan:
Dinyatakan
bahwa ketika 'Abdul Muttalib (kakek Muhammad) menerima perlawanan dari
suku Quraish dalam menggali zamzam, dia berjanji jika dia diberikan 10
anak, yang besar nanti dapat melindungi dia, dia akan mengorbankan satu
anaknya kepada 'allah' di Kabah...(tahun-tahun berikutnya, dia memiliki
10 anak, dan...) sehingga mereka kembali ke Mekah dan... Abdul Muttalib
berdiri di hadapan Hubal dan berdoa kepada 'allah'. Kemudian dia
mempersembahkan Abdullah (Ayah Muhammad) dan 10 unta sebagai kurban
persembahan dan melemparkan panah undian.( Melemparkan panah undian
adalah cara untuk mengetahui kehendak bilah, seperti dadu undian). Dia
ingin tahu apakah dia harus tetap meneruskan mempersembahkan anaknya,
hasilnya adalah dia tidak perlu mempersembahkan anaknya). Pada saat itu
orang dari suku Qurais berkata kepada Abdul Muttalib yang berdiri di
dekat Hubal dan sedang berdoa kepada bilah', "Sudah Selesai! Allah-mu, berkenan kepada-mu. O' Abdul muttalib..." (Sirat Rasul Allah. p.126)
Dua kali
disebutkan bahwa kakek Muhammad berdiri di hadapan Hubal, berdoa kepada
'allah Ini mendukung apa yang di katakan oleh Azrarki. Nampaknya Hubal
adalah dewa lokal, dimana orang Arab pergi kepadanya untuk sampai
kepada dewa tertinggi, 'allah’ Ada kemungkinan bahwa Hubal adalah dewa
perantara ataupun bilah' itu sendiri, tetapi hal ini tidak membuat satu
perbedaan-pun. Catatan yang penting disini adalah baik pergi ke dewa
bulan untuk sampai kepada bilah' atau dewa bulan itu adalah bilah',
jelas bahwa 'allah', sebagaimana yang dikenal oleh para penyembah dewa
di Arab, dalam cara tertentu, memiliki hubungan yang dekat dengan dewa
bulan.
Khairt-Al
Saleh, di halaman 29 dalam bukunya "Fabled Cities,Pri?ices and Jin
Trorn Arab Myths and legends" diterbitkan tahun 1985, mengatakan
beberapa hal lain tentang Hubal:
"Hubal
tergabung dalam dewa-dewa Semitic, Baal dan Adonis dan Tammuz, dewa
musim semi, kesuburan, pertanian dan panen." Dia menghubungkan Hubal
dengan Baal, dan banyak para ilmuwan lain setuju dengannya. Nama "Hubal" tidak dapat dijelaskan dari bahasa Arab.
Dalam bukunya
"Specimen Historicae Arabum" penulisnya berpendapat bahwa nama itu
berasal dari kata Ha-BaaL Tulisan bahasa Ibrani dan Arab Kuno tidak
mempunyai hurup vokal, kemungkinan ini adalah salah satu dari perubahan
umum yang terjadi (mis: seseorang dapat membaca dengan kata Mohammed,
Muhammad, Muhammed, Mahommet.dsb). Nama Hubal (dalam naskah Arab dan
Ibrani hurup vokalnya tidak tercatat = H B L) ini menunjukan adanya
suatu hubungan dekat dengan kata Ibrani HABAAL (= BAAL).
Baal adalah
berhala yang disebutkan dalam Alkitab (Bilangan 253, Hosea 9:10), Di
daerah mana Baal disembah? Di Moab! Ini adalah "dewa kesuburan" (dari
Gerhard Nehls). Amir Bin Luhaiy nampaknya memang membawa Hubal dari
Moab.
Ibnu Kathir mengatakan:
Ibnu
Hismah menyatakan bahwa orang terpelajar mengatakan padanya bahwa 'Amir
Bin Luhayy pergi dari Mekah ke Syiria untuk urusan bisnis dan mencapai
Ma'ab (kemungkinan Moab) didaerah Balija. Amir kemudian meminta mereka
untuk memberikan kepadanya berhala yang dapat di bawa ke tanah Arab
dimana berhala itu dapat disembah, dan mereka memberikan kepadanya
berhala bernama Hubal. Berhala ini dia bawa ke Mekah dan mempersiapkan
acuan dan memerintahkan orang untuk menyembahnya dan memuliakannya.
(The Life of The Prophet Muhammad (Al-Sira al-Nabauiiyya), Volume I, J,
p42)
Selain Hubal di
Kabah juga terdapat Al-Lat, Al-Uzza, dan Manat. Dikatakan bahwa Al-Lat
telah dibawa Hijaz dari Palmyra, melalui Tayma (kota yang telah menjadi
pusat penyembahan dewa bulan). Al-Lat mungkin bentuk dewa Arab dari
dewi Astarte, Ishtar, dalam Alkitab 'Asherah" atau yang dikenal sebagai
dewa matahari. Di sisi lain, beberapa orang berpikir bahwa Al-Lat
sebenarnya dewa bulan didaerah Arab Utara. Al-lat memiliki batu kubik,
dan tegak berdiri di dalam kuil kecil kecilnya di Al-Taif. Nama Al-lat
adalah bentuk feminis dari kata Al-lah!
Al-Uzza adalah
dewi cinta dan kecantikan, dia diidentifikasikan dengan planet Venus,
bintang fajar {bintang yang biasanya dilihat bersamaan dengan bulan
sabit jauh sebelum masa Muhammad). Patungnya berdiri tegak di Nakhlat.
Pemujaan terhadapnya sangat kuat. Manat adalah dewi yang asli berasal
dari Arab. Nama Manat muncul di kuil Baal, di Palmyra, di naskah yang
berasal dari tahun 32 M. Manat memiliki batu hitam di jalan antara
Mekah dan Medina. Patungnya berdiri tegak dekat Qudayd. Manat adalah
dewi takdir. Ketiga dewi ini sangat terkenal. Ketiga dewi ini, dan juga
Hubal, sangat senang dengan persembahan korban manusia.
Menurut Khairt al-Saeh:
"sebagaimana
penyembahan berhala dan roh-roh, ditemukan di binatang2, tanaman2,
bebatuan, dan air, Arab kuno percaya pada beberapa dewa-dewi besar yang
mereka pikir memegang kekuasaan tertinggi atas semua hal, yang paling
terkenal diantaranya adalah Al-Lat, Al-Uzza, Manat, dan Hubal. Ketiga
dewa yang pertama dipercaya sebagai putri-putri al-lah (tuhan) dan
karena itulah perantaraan mereka atas nama penyembah mereka menjadi
sesuatu yang sangat penting."
Yusuf Ali
mengatakan beberapa hal tentang putri-putri 'allah' di halaman 1445
dari terjemahannya, footnote 5096. Dia menjelaskan bahwa Lat, Uzza dan
Manat dikenal sebagai "Putri-Putri al-lah! Al-Saeh dan Ali, keduanya
menghubungkan ketiga "putri-putri" itu dengan 'allah! Arkeolog
menghubungkan "putri-putri al-lah' yang sama dengan Hubal. Prasasti
tertua dimana nama Hubal ditemukan di dalamnya di temukan di Nabatea,
di daerah barat laut Arabia, di daerah Barat Laut perbatasan Hijaz.
Prasasti itu menghubungkan Hubal dengan "Ma-Na-Wat" Kata itu,
Ma-Na-Wat, berasal dari tiga kata yang dijadikan satu, mengacu kepada
tiga dewi, Manat.Uzza, dan Lat. Ini sama dengan "Putri-Putri al-lah"
yang dilambangkan di batu-batu yang digali oleh arkeolog di daerah
Utara Arabia, ketiga putri yang sama terlihat bersamaan dengan bulan
sabit, dewa bulan. Menaungi mereka semua. Mungkinkah bapak mereka,
'allah; adalah dewa bulan? Hal ini sangat mungkin. Ketiga dewi ini
mempunyai ikatan langsung dengan dewa bulan. Ketiga dewi ini disebut
sebagai putri-putri 'allah Ada beberapa pendapat yang berbeda tentang
hal ini, tapi bukti-buktinya belum meyakinkan.
Dari Baal kepada Allah
Hak. 2:11
Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka beribadah kepada para Baal.
Baal, Dewa Sesembahan Bangsa Moab.
Dalam
perjalanannya ke Suriah, Khuza'ah dan Jurhum meminta penduduk Moab
untuk memberikan salah satu patung dewa sesembahan mereka. Maka mereka
memberikannya Hubal, dan ia diletakkan dalam Ka'abah (Muhammad: His
Life Based on the Earliest Sources [Inner Traditions International,
LTD. One Park Street, Rochestor Vermont 05767, 1983], p. 5)
Hubal, Nama Arab untuk Baal
Ka'abah
adalah tempat persemayaman Hubal, dewa Arab purba tertinggi, sesembahan
utama suku Quraish (Karen Armstrong, Muhammad: A Biography of the
Prophet [Harper San Francisco; ISBN: 0062508865; Reprint edition,
October 1993], hal. 61-62)
"... Menurut
legenda, sekembalinya Qusayy dari perjalanan ke Syria ia membawa tiga
dewi sesembahan ke Hejaz (note: jazirah Arab) yaitu al-Lat, al-Uzza dan
Manat, juga memahkotai dewa Hubal di dalam Ka'abah ..." (Armstrong,
hal. 66;)
Hubal adalah
dewa sesembahan penduduk Mekkah yang ditempatkan di dalam Ka'abah (The
Oxford Dictionary of Islam (Oxford University Press, 2003, hal. 117)
Baal dalam
dialek Arab disebut juga Hubal. Nama ini berasal dari Ha-Baal, yang
dalam dialek Arab artikel berupa konsonal `ha/hu' (S. Noja, "Hubal =
Allah", Reconditi: Instituto Lombardo Di Scienze E Lettere, Vol. 28
(1994), hal. 283-295)
Dari Hubal Menjadi al-Ilah
Hubal
(dari bahasa Aram yang berarti `roh') jelas merupakan dewa utama dalam
Ka'abah dan dipresentasikan dalam bentuk tubuh manusia. Di sampingnya
terdapat tujuh anak panah yang biasa digunakan oleh para kahin dalam
ritual mereka. Menurut tradisi ibn Hisyam, Amr bin Luhayy mendapatkan
sesembahan ini dari bangsa Moab (History of the Arabs from the Earliest
Times to the Present, revisi edisi ke-10, new preface oleh Walid
Khalidi [Palgrave Macmillan, 2002; ISBN: 0-333-63142- 0 paperback], p.
100
KARENA HUBAL ADALAH DEWA SESEMBAHAN YANG UTAMA, MAKA IA DISEBUT `SANG TUHAN, SANG ILAH' ATAU `AL-ILAH'.
Di Bawah Muhammad: dari al-Ilah kepada Allah
Muhammad
menghancurkan pemujaan terhadap al-Lat, al-Uzza dan Manat, namun
berhenti menyerang sekte pemuja Hubal. Dari sini Wellhausen
(sejarawan-red) menduga bahwa Hubal adalah tidak lain selain Allah,
"dewa" orang-orang Mekkah.
Islam meminjam
nama "Allah" dari suku-suku Arab purba. Nama ini bervariasi di kalangan
berbagai suku Nabatean. Pada akhirnya ini diaplikasikan kepada satu
sesembahan yang adalah `Satu-satunya' dan `Yang Utama' (Ibn Warraq, Why
I Am Not A Muslim [Prometheus Books, Amherst NY, 1995], pp. 39-40, 42)
Konsep `Allah'
sebagai terminologi Arab untuk Tuhan yang Mahatinggi sudah familiar
bagi masyarakat Arab di masa Muhammad. Yang dilakukan Muhammad adalah
memberikan makna baru untuk membersihkannya dari atribut politeisme
(H.A.R. Gibb, Mohammedanism: An Historical Survey [Oxford University
Press, London 1961], p. 54)
Berikut ini adalah Hasil-hasil Penelitian mengenai Hubal:
S. Noja (1994): ada metamorfosa semantik dari nama Ba'al (sesembahan Moab) menjadi Hu-Baal dan akhirnya Hubal, dewa bulan (Arab)
Martin Lings
(1983): Hubal adalah nama Arab untuk Baal, dewa Moab yang dibawa pulang
ke Mekkah oleh Khuza dan Jumhur setelah kunjungan mereka ke Suriah.
Karen Armstrong (1993): Hubal adalah dewa Arab purba tertinggi, takhtanya ditempatkan di dalam Ka'abah.
Dr. Cesar
Farrah (2000): Allah sudah ada sebelum Islam. Berasal dari `Il'
(Babilonia), `El' (Kanaan purba), `al-Ilah' (Bedouin Arab) dan akhirnya
`Allah' di bawah Muhammad.
Mahmoud Ayyub
(2004): Hubal adalah dewa bulan Arab. Sementara ada juga tiga dewi
Ka'abah lain yaitu al-Lat, al-Uzza dan Manat. Al-Lat sangat mungkin
adalah bentuk feminin dari Allah!
Begitulah trasnsformasi kata Baal menjadi Allah adalah sebuah proses antropologis. Secara kronologis:
Baal (berhala
Moab) (Hak 6:31) --> Ha-Baal/Hu-Baal/ Hubal (Noja, 1994; Lings,
1983) --> al-Ilah (yang utama) (Hitti, 1937; Armstrong, 1993) -->
Allah (Ibn Warraq, 1995; Farrah, 2000; Khalidi, 2002)
Banyak penulis
yang mempermasalahkan nama Allah tersebut, namun sebenarnya tidak ada
nama yang cukup mewakili untuk menyatakan siapa Tuhan itu, Konsep
dibalik nama Tuhanlah yang menentukan. TUHAN disebut dalam berbagai
nama dalam suku2 bangsa, Tuhan disebut sebagai YHWH (Yahudi), Allah
(Arab), Jubata (Kalimantan), Debata (Batak), God (bahasa Inggris).
Lalu seperti apakah konsep Allah menurut Muhammad?
Katakanlah:
"Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami
dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan
anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, 'Isa dan para nabi
dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara
mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri." (QS 3:84)
Konsep Allah
menurut Muhammad sama dengan konsep YHWH menurut Yahudi, yaitu
monotheisme mutlak (tauhid), dimana Tuhan tidak dapat diserupakan dalam
wujud dan bentuk apapun. Konsep Allah dalam Islam didapat Muhammad dari
para monotheis Arab seperti Zayd bin Amr dan Waraqah bin Nofal, saudara sepupu Khadijah, istri pertama Muhammad.
Waraqah adalah
pemeluk agama Musa (Yahudi) sebelum kemudian beralih ke Nosrania (Ibn
Hisham, Sirah, Vol 1, hl 203). Ia mengikuti monotheisme Musa dan Yesus,
yaitu didasarkan Taurat dan Injil. Quran berkali2 menyebut para
pengikut monotheis Musa dan Yesus ini ‘Wahai Ahlul Kitab ! Kalian tidak memiliki dasar berdiri kecuali kalian berdiri tegak pada Taurat dan Injil.’ (QS 5:6)
Nosrania /
Nestorian adalah sebuah sekte yang berasal dari Kristen Ortodoks.
Kepercayaan Waraqah yang menolak ke-ilahian Yesus ini adalah
kepercayaan yang dianggap menyeleweng dari kepercayaan Kristen
ortodoks. Yesus baginya hanyalah seorang nabi, yang menuntaskan hukum
Musa. Ia juga membantah kematian Yesus di tiang salib dan
kebangkitannya sepeti yang ditulis dalam ke empat Injil kaum ortodoks.
Injil yang dipakai oleh kaum Nosrania adalah Injil Ibrani (Injil
Matius) namun tidak lengkap pencatatannya. Kitab ini adalah injil yang
ditujukan bagi orang2 Yahudi. Inilah salah satu sebab mengapa Muhammad
menggap bahwa Yesus hanyalah nabi bagi orang Yahudi, persis seperti
ajaran Kaum Nosrania.
Jika konsep
Allah Muhammad sama dengan konsep YHWH Yahudi, mengapa sifat Allah
begitu bertentangan dengan sifat YHWH? Tuhan, seperti yang diucapkan
oleh Musa, Yesus, Zoroaster, dan Hinduisme adalah SUMMUM BONUM (kebaikan yang tertinggi), Allah dilain pihak adalah pribadi yang bengis, yang ditempa dalam khayalan penciptanya, Muhammad.
Jika Allah
benar2 Tuhan, mengapa Allah begitu kejam, dan tanpa belas kasihan
memerintahkan muslim untuk membantai para non muslim?
Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. [QS 8:12]
Mengapa Allah mewajibkan umatnya untuk merampok dan menjanjikan harta rampasan bagi umatnya?
Diwajibkan atas kamu berperang,
padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui. (QS 2:216)
Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang dapat kamu ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu. (QS 48:20)
Mengapa Allah berkolusi dengan setan untuk menyesatkan orang kafir?
Tidakkah kamu lihat, bahwasanya Kami telah mengirim setan-setan itu kepada orang-orang kafir untuk menghasung mereka berbuat maksiat dengan sungguh-sungguh?,(QS 19:83)
MENGAPA SIFAT ALLAH SAMA DENGAN SIFAT IBLIS?
Iblis
berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku
sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan
maksiat) di muka bumi, dan pasti aku (iblis) akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis diantara mereka". [QS 15:39-40]
Orang-orang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang2 yang bertobat kepada Nya",[QS 13:27]
(yang
kamu sembah) selain Allah?" Mereka menjawab: "Mereka telah hilang
lenyap dari kami, bahkan kami dahulu tiada pernah menyembah sesuatu". Seperti demikianlah Allah menyesatkan orang-orang kafir. [QS 40:74]
Benarkah Allah adalah Tuhan? Ataukah ia hanyalah iblis yang menyamar sebagai Tuhan? Renungkanlah dengan hati nurani anda!